JOFFIS — Jogja Fotografis Festival merupakan festival fotografis internasional yang diselenggarakan oleh Ruang MES 56. Festival akan digelar di Yogyakarta pada Agustus–September 2023. Festival ini dibangun diatas pemikiran perlunya pemahaman yang lebih luas tentang fotografi; baik secara praktik maupun teoretis, baik di ranah laku publik sehari-hari maupun di ranah wacana intelektual. Pemahaman fotografi yang lebih luas (di sini kemudian dipakai kata sifat: fotografis) akan membuka wilayah dan perdebatan yang selama ini seakan-akan tidak dianggap sebagai fotografi, yang kemudian mengerucut kepada temuan-temuan fotografi sebagai perspektif dan metode yang memiliki kuasa estetikanya sendiri. Pendekatan ini diperlukan untuk mendorong munculnya bakat dan subjek baru, yang akan mendorong perkembangan wacana dan pasar fotografi, sebagai bagian penting dari industri seni secara umum. Sebagai sebuah gagasan, fotografis dapat ditemukan di dalam praktik artistik medium lain pula, misalnya seni rupa, seni pertunjukan, bahkan juga sastra. Praktik fotografis di dalam produksi artistik medium lain ini diharapkan bukan semata-mata meminjam produk fotografi sebagai unsur pelengkap karya. Sebaliknya, perspektif fotografis ini justru bisa digunakan sebagai sebuah metode artistik dan sebagai unsur estetika yang otoritatif. Di dalam hal produksi pengetahuan, JOFFIS akan bergerak di dua wilayah, yaitu diskursus intelektual dan diskursus publik. Diskursus intelektual akan membahas atau mencari perspektif, yang kemudian diturunkan menjadi metode estetika fotografi, yang diperuntukkan bagi kalangan akademis, seniman, fotografer, dan para peminat fotografi. Untuk mencapai tujuan tersebut, akan dilaksanakan kegiatan berupa pemeran, seminar, diskusi dan riset tentang tema festival. Sementara itu, diskursus publik akan mengarah pada praktik dan konsekuensi dari kondisi fotografis zaman sekarang, yang akan mengiris pada ruang-ruang sosial, ekonomi, dan politik, khususnya di dalam konteks pengawasan dan modifikasi konsensus dan perilaku warga oleh korporasi dan negara. Kegiatan yang dilakukan dalam diskursus publik antara lain: literasi melalui media sosial, temu komunitas, game play, dan acara bazar.

JOFFIS — Jogja Fotografis Festival is an international photographic festival organised by Ruang MES 56. The festival will be held in Yogyakarta in August–September 2023. The idea of the festival is developed on of the need of a broader understanding about photography; both in practice and in theory, as well as in public daily life and in intellectual discourse.

The broader understanding of photography (the festival uses the term ‘the photographic’) will open domains and debates that seem to have been excluded from photography, which then can lead to findings of photography as perspective and method that has its own aesthetic power. This approach is needed to push the emergence of new talents and new subjects, which in turn will push the development of photographic discourse and market, as an important part of art industry in general.

As an idea, the photographic can also be found in artistic practice within other mediums, such as fine art, performing arts, even literary art. It is hoped that the photographic practice in other artistic mediums is not merely borrowing photographic products as a complement or supplement to the work. On the contrary, the photographic perspective can actually be used as an authoritative artistic method and aesthetic element.

In terms of knowledge production, JOFFIS will work in two domains, namely intellectual discourse and public discourse. The intellectual discourse will talk about or search for perspective, which will later be derived into photographic aesthetic method for academics, artists, photographers, and photography enthusiasts. To achieve this goal, the festival will conduct exhibitions, seminars, discussions, and research about the festival’s theme. Meanwhile, the public discourse will aim towards the practices and consequences of today’s photographic condition, which will dissect social, economic, and political domains, especially within the context of surveillance and the modification of the consensus and behaviour of the public by corporations and nation. Activities planned including literacy campaign through social media, community meetup, game play, and bazaar.