25 August 2023
19.00

f-Stop: Krack!

Silang Jejak

Salah satu yang dapat ditangkap bersama saat berhadapan dengan sebuah karya seni adalah tentang apa yang tersisa, sebuah jejak bernama objek seni. Cerapan inderawi atas objek seni tak ubahnya tatapan atas jejak dari perjalanan seorang seniman melintasi batas-batas yang sudah ada dan mapan: material, teknik, genre, ideologi, dan isu mutakhir mentereng hingga pertaruhan lain yang barangkali pergolakannya menjadi sangat sederhana ‘bagus dan tidak bagus’. Pengalaman melintas tersebut penting dan berharga, karena tepat di sana eksperimentasi karya terlahir. Sementara pengalaman menonton, tak lain proses penyilangan jejak pengalaman dengan objek di ruang pamer itu sendiri.

Pameran Silang Jejak merupakan respon kami, Krack Studio X Grafis Minggiran sebagai pintu masuk sekaligus keluar dari tajuk Bingkai/Frame dalam rangkaian Jogja Fotografis Festival 2023. Untuk melihat silang jejak, kami melibatkan lima seniman dengan praktiknya yang khas: bongkar pasang bingkai sebagai dasar ide kekaryaan. Rudi Hermawan dan Febrian Adinata Hasibuan (Krack!), melintas kebekuan arsip iklan media massa sejak era 1930-an hingga sekarang untuk membingkai citra dan imajinasi kelas menengah sebagai bagian dari proyek “Kelas Menengah: Cocok dan Mencolok”. Proyek pribadi Syahrizal Pahlevi bertajuk “Mobile Printmaking Project” mengujicobakan metode live cukil potret diri sebagai upaya mencairkan batas-batas geografis, bangsa, budaya, agama, politik, profesi, dan usia. Etza Mayshara, seniman cetak perempuan yang acap bongkar pasang teknik, medium, dan materialitas, menciptakan personifikasi antara dirinya dan alam yang dijangkarkan ke dalam metafora melankolia. Maryanto seniman yang mengekplorasi teknik scratch drawing dan lukisan hitam putih di berbagai media, dari dua dimensional hingga instalasi, karya-karyanya banyak memotret dampak dari industrialisasi dan eksploitasi sumber daya alam yang terjadi di banyak lokasi, dalam maupun luar negeri. Berbeda dari empat seniman sebelumnya, Proyek Mikro Khodam yang diinisiasi oleh Mutiara Intan Rismaya, Syaiful Garibaldi, Fitria Dwi Ayuningtyas, dan Andro Napitupulu, mencoba memasuki laboratorium mikrobiologi untuk mengeksplorasi faktor pembentuk tubuh manusia melalui feses (tai) dan urin untuk mendeteksi asupan nutrisi seseorang diet.

Apakah para seniman yang keluar masuk melintasi medium, material, lokasi, teknik, disiplin pengetahuan, geografis, budaya, politik, dan sekian batas lainnya, dapat menemukan bingkai baru? Belum tentu, tapi yang jelas mereka telah memberikan jejaknya, jejak melintas.

One of the things that can be captured together when dealing with a work of art is about what is left, a trace called an art object. The sensory perception of an art object is like a gaze on the traces of an artist’s journey across existing and established boundaries: materials, techniques, genres, ideologies, and the latest flashy issues to other stakes that perhaps the struggle becomes very simple ‘good and not good’. The experience of passing by is important and valuable, because it is precisely there that the experimentation of the work is born, while the experience of watching is nothing but the process of crossing traces of experience with the objects in the exhibition space itself.

Silang Jejak exhibition is our response, Krack Studio X Grafis Minggiran, as an entrance and exit from the Frame/Frame theme in the series of Jogja Fotografis Festival 2023. To look at the cross traces, we involved five artists with their distinctive practices: dismantling the frame as the basis for the idea of the work. Rudi Hermawan and Febrian Adinata Hasibuan (Krack!) crossed the frozen archives of mass media advertisements from the 1930s to the present to frame the image and imagination of the middle class as part of the project “Middle Class: Fit and Striking”. Syahrizal Pahlevi’s personal project titled “Mobile Printmaking Project” piloted the live method of self-portrait printmaking as an attempt to melt the boundaries of geography, nation, culture, religion, politics, profession and age. Etza Mayshara, a female print artist who frequently bounces between techniques, mediums and materiality, creates a personification of herself and nature anchored in a metaphor of melancholia. Maryanto, an artist who explores scratch drawing techniques and black and white paintings in various media, from twodimensional to installation, his works capture the impact of industrialization and exploitation of natural resources that occur in many locations, at home and abroad. Different from the previous four artists, the Khodam Micro Project initiated by Mutiara Intan Rismaya, Syaiful Garibaldi, Fitria Dwi Ayuningtyas, and Andro Napitupulu, tries to enter the microbiology laboratory to explore the shaping factors of the human body through feces (tai) and urine to detect a person’s nutritional intake diet.

Can artists who move in and out across mediums, materials, locations, techniques, disciplines, geographical, cultural, political and other boundaries, find new frames? Not necessarily, but what is clear is that they have left their mark, a trail of passing.

Seniman:
Etza Meisyara
Krack! (Rudi Hermawan & Febrian Hasibuan)
Mutiara Intan Rismaya
Syaiful Garibaldi
Fitria D. Ayuningtyas
Andro M.M. Napitupulu
Maryanto
Syahrizal Pahlevi

Kurator:
Krack x Grafis Minggiran

Pembukaan:
25 Agustus 2023, 19.00 WIB

Artist Talk
25 Agustus 2023, 15.00 – 17.00 WIB

Pameran:
26 Agustus – 11 September 2023
11.00 – 20.00 WIB

Alamat:
Krack! Studio

Jl. D.I Panjaitan RT: 42 RW: 12, Suryodiningratan, Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55141

Close
Close
Information

+62 813-2939-9474

jogjafotografisfestival@gmail.com

Jl. Mangkuyudan No. 53A, Yogyakarta, Indonesia

Follow us