26 August 2023
16:00-22:00

Pasar Sorot — Pekan 1

Pasar Sorot digelar sebagai ruang berkumpul komunitas sambil menonton penayangan slideshow karya fotografi. Selain itu juga dimeriahkan dengan pertunjukan musik, workshop, dan lapak komunitas. Pasar Sorot digerlar setiap hari Sabtu pada tanggal 26 Agustus, 2 September, dan 9 September 2023 di Galeri Prawirotaman 17.

Partisipan Gambar Sorot:
Sound of Kretek

Sound of Kretek merupakan kumpulan bebunyian yang menceritakan perjalanan kretek, mulai dari kebun tembakau di desa, hingga ke segala aktivitas masyarakat di sudut-sudut kota yang dirangkum oleh Bottlesmoker.

Sound of Kretek is a collection of sounds that tell the journey of kretek, from tobacco farms in the village, to all the activities of the people in the corners of the city summarized by Bottlesmoker

WYSYWYG Festival

Program wysiwyg merenungkan cara-cara kita memanfaatkan bingkai untuk memahami lingkungan sekitar kita. Dengan menenun dokumenter, fiksi, dan puisi visual, karya-karya ini mengungkapkan referensi, asosiasi, dan makna dalam detail yang biasanya terlewatkan.

Dari es hingga peta pikiran – dengan menunjukkan apa yang tidak terlihat, menampilkan kembali apa yang tidak terdokumentasi dengan baik, dan menggabungkan apa yang ditemukan, pemirsa ditawari cara-cara yang kaya sekaligus terpecah-pecah untuk memahami cerita.

wysiwyg (apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda dapatkan) adalah sebuah platform dari Den Haag (Belanda) yang menciptakan ruang bagi para seniman dengan praktik pembuatan film. Melalui eksperimen dengan acara, pemrograman, dan dialog, wysiwyg memperkuat pertukaran yang menyenangkan antara seniman, penonton, dan karya. Dengan menjalin jaringan lokal dan internasional, mereka menambahkan posisi yang lebih kuat bagi seniman dengan praktik pembuatan film dalam lanskap sinematik.

wysiwyg dijalankan oleh Ruben Verkuylen, Mike Kokken, dan Julian Doove.

wysiwyg’s programme contemplates the ways we utilise the frame to make sense of our surroundings. By weaving documentary, fiction and visual poetry, these works reveal universes of references, associations and meanings in details that are normally overlooked.

From an icicle to a mind map — by showing what is unseen, reenacting what is poorly documented and collaging what is found, viewers are offered both rich and fragmented ways to understand stories.

wysiwyg (what you see is what you get) is a platform from The Hague (Netherlands) that creates space for artists with film-making practices. Through experimentation with events, programming, and dialogue, wysiwyg strengthens the playful exchange between artists, audiences and works. By weaving local and international networks, they add a stronger position for artists with film-making practices in the cinematic landscape.

wysiwyg is run by Ruben Verkuylen, Mike Kokken, and Julian Doove.

“Flaneurism: Initial Survey of Street Photography Practice in Indonesia”

Proyeksi ini mencoba untuk mengawali pencatatan praktik perekaman ruang publik yang dilakukan secara kolektif dan individual di Indonesia. Praktik perekaman ruang publik ini seringkali dibingkai dalam dialektika artistik genre yang kemudian disebut dengan street photography (fotografi jalanan). Gejala perekaman ini dimulai pada era reformasi dan pasca reformasi, dilanjutkan dengan munculnya platform fotografi secara daring (multiply, fotografer.net, unposed.org, sidewalkers.asia) hingga era media sosial terkini (instagram). Proyeksi ini menghadirkan karya undangan yaitu karya dari: Kolektif Walking In Ngalam, Chris Tuarissa, Erik Prasetya, Homer Harianja, Benny Nur Susanto, Krishna Zaki, Shamow’el Rama Surya, Victor Lumunon. Selain karya undangan proyeksi ini juga menghadirkan karya panggilan terbuka melalui kanal instagram.

This projection attempts to initiate the recording of public space recording practices carried out collectively and individually in Indonesia. This practice of recording public space is often framed within the artistic dialectic of a genre that has come to be called street photography. This recording phenomenon began in the reformation and post-reformation era, continued with the emergence of online photography platforms (multiply, fotografer.net, unposed.org, sidewalkers.asia) until the latest social media era (instagram). This projection presents invited works from: Kolektif Walking In Ngalam, Chris Tuarissa, Erik Prasetya, Homer Harianja, Benny Nur Susanto, Krishna Zaki, Shamow’el Rama Surya, Victor Lumunon. In addition to invited works, this projection also presents open call works through the Instagram channel.

Anom Sugiswoto

Musik:
Robodtz
Roadblock Hi-Fi
Whurry Up!

Lapak Komunitas:
Krack! Studio
Everywednesday Studio
Bwk Tato Temporer
Ruang Melamun
Yesnoshop
Barbercub
Grrrl
Kafe Tujuan
Foto Kilat 56
Sound of Kretek
P.M.S (Taipei)
Analogkanaja x Pasarkoyo

Workshop:
Workshop Scanography bersama Angki Purbandono

Alamat:
Tujuan
Jl. Tirtodipuran No. 17C, Mantrijeron, Yogyakarta

Close
Close
Information

+62 813-2939-9474

jogjafotografisfestival@gmail.com

Jl. Mangkuyudan No. 53A, Yogyakarta, Indonesia

Follow us