Panggilan Terbuka Residensi Youth Of Today

Youth of Today merupakan program residensi yang diinisiasi oleh Ruang MES 56 pada tahun 2004. Program ini sendiri baru terlaksana sebanyak 3 kali hingga tahun 2023 kemarin. Tahun 2024 ini, bertepatan dengan pelaksanaan JOFFIS 2024, YoT akan kembali hadir lebih cepat dan dengan banyak hal baru, diantaranya tidak lagi hanya khusus bagi perempuan muda sebagai partisipannya. Pada tahun ini, YoT mencoba untuk memberikan kesempatan yang lebih terbuka untuk publik umum dengan ragam gender dan tanpa kriteria umur tertentu. Pada program ini kami mengundang para partisipan dari tempat dan latar belakang praktik yang berbeda untuk bekerja secara kolektif, mendiskusikan berbagai wacana budaya terkini, menggali gagasan dan mengembangkannya menjadi sebuah karya seni melalui pendekatan fotografis dengan perspektif interdisiplin sehingga mampu menggali berbagai kemungkinan dari isu atau topik yang relevan dengan fenomena zaman saat ini.

Bagaimana Youth of Today akan dilaksanakan?

Program residensi ini akan dilaksanakan di Ruang MES 56, dimana para peserta akan berproses selama 1 bulan sepanjang bulan Juli 2024 dan produksi karya selama 2 minggu di bulan Agustus 2024. Hasil akhir dari proses residensi ini akan ditampilkan di Pameran Matriks, JOFFIS 2024 di Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta.

Selama masa residensi, peserta akan diberikan subsidi biaya hidup, biaya produksi, dan tempat tinggal di Jogja. Selama berproses, peserta akan didampingi fasilitator dan juga berkesempatan bertemu dan berdiskusi dengan seniman, penulis, akademisi dan aktivis di ranah seni budaya di Yogyakarta. 

Ketentuan: 
  1. Lamaran ini terbuka untuk Warga Negara Indonesia secara umum tanpa batasan usia maupun ragam gender.
  2. Terbuka bagi segala latar belakang profesi: seniman, pustakawan, editor, jurnalis, peneliti, dan sebagainya
  3. Residensi ini secara total akan berlangsung 45 hari, dan peserta wajib menyelesaikannya tanpa kecuali.
  4. Telah memiliki ide dan gagasan karya yang mengacu pada tema atau ide dasar dari Jogja Fotografis Festival
  5. Bersedia untuk menampilkan hasil karya residensinya dalam acara JOFFIS 2024.

Peserta mengirimkan lamaran yang berisi:

  • Menuliskan surat motivasi keikutsertaan, yang berisis jawaban atas pertanyaan: mengapa perlu untuk ikut dalam residensi ini, apa pengaruh residensi ini dalam rencana karir yang bersangkutan?
  • Ide atau gagasan karya yang sesuai dengan tema, maksimal 400 kata
  • Motivasi dan Proyeksi keinginan mengikuti Residensi Youth of Today
  • Portofolio dan CV singkat

Kebutuhan persyaratan dijadikan satu berkas [format PDF berukuran maksimal 10MB] dan unggah file tersebut dalam form registrasi https://bit.ly/OpenCallYOT Sebelum tanggal 14 Juni 2024.

Proposal karya yang terpilih akan mendapatkan dana produksi atau fasilitas produksi dari tim penyelenggara. Karya terpilih hanya akan digunakan untuk kebutuhan pameran dan publikasi acara Jogja Fotografis Festival. Hak-hak yang melekat pada karya tetap menjadi milik seniman.

Tentang JOFFIS 2024

JOFFIS — Jogja Fotografis Festival merupakan festival fotografis internasional yang diselenggarakan oleh Ruang MES 56. Festival akan digelar di Yogyakarta pada 19 Agustus–2 September 2024. Festival ini dibangun di atas pemikiran perlunya pemahaman yang lebih luas tentang fotografi; baik secara praktis maupun teoritis, baik di ranah laku publik sehari-hari maupun di ranah wacana intelektual.

Pemahaman fotografi yang lebih luas (di sini kemudian dipakai kata sifat: fotografis) akan membuka wilayah dan perdebatan yang selama ini seakan-akan tidak dianggap sebagai fotografi, yang kemudian mengerucut kepada temuan-temuan fotografi sebagai perspektif dan metode yang memiliki kuasa estetikanya sendiri. Pendekatan ini diperlukan untuk mendorong munculnya bakat dan subjek baru, yang akan mendorong perkembangan wacana dan pasar fotografi, sebagai bagian penting dari industri seni secara umum. Sebagai sebuah gagasan, fotografis dapat ditemukan di dalam praktik artistik medium lain pula, misalnya seni rupa, seni pertunjukan, bahkan juga sastra. Praktik fotografis di dalam produksi artistik medium lain ini diharapkan bukan semata-mata meminjam produk fotografi sebagai unsur pelengkap karya. Sebaliknya, perspektif fotografis ini justru bisa digunakan sebagai sebuah metode artistik dan sebagai unsur estetika yang otoritatif.

Tema JOFFIS 2024: MATRIKS

Pasca edisi pertama Jogja Fotografis Festival dengan tema “Bingkai / Frame” digelar, tahun 2024 ini JOFFIS memasuki fase kedua dalam rangkaian 3 tema pembuka festival yaitu “Matriks”. 

Secara umum, dalam fotografi, lema matriks mengacu pada cara membingkai objek dengan pendekatan tertentu–menggunakan bantuan garis pembagi baris dan kolom, aspek internal kamera (segitiga eksposur), dan eksternal kamera (posisi kamera di hadapan subjek/objek). Penggunaan matriks ini membantu pengambil gambar untuk bereksperimen dan mencari titik penting dalam pembingkaian subjek/objeknya. Daripadanya, matriks justru tidak sedang memberi batas melalui pengaturan-pengaturan, melainkan menawar kesadaran subjek dalam melihat dunia yang ditatapnya. Pengertian di atas berkait-kelindan dengan domain sosial, di mana lema matriks sosial memberikan penekanan pada pemetaan atas segala interseksi yang terjadi di belakang panggung; bahwa sosialisasi (nilai, norma, kepercayaan, dan sebagainya) yang diterima individu sepanjang hidupnya akan mempengaruhi bagaimana ia berlaku dan bertindak di lingkungannya. Misalnya, bagaimana pandangan kita atas proyeksi peta dunia ketika mengetahui bahwa proses penyusunannya oleh Gerardus Mercator lekat dengan dominasi kolonial, di mana digambarkannya belahan bumi Utara lebih besar daripada Selatan? Bagaimana matriks atas kekuasaan kolonial bekerja di lanskap tersebut? Atau, contoh lainnya yang lebih dekat dengan keseharian kita: media sosial. Bagaimana menentukan kebenaran objektif dalam sirkulasi informasi serba

cepat ketika dibarengi algoritma yang bekerja atas pola konsumsi di internet yang berpotensi menuntun pada jebakan kebenaran subjektif?

Di sisi lain, matriks memiliki peran penting dalam mendefinisikan konteks dari data, misalnya pada geologi dan arkeologi. Istilah matriks digunakan sebagai ‘rumah’ atau ‘gumpalan’ yang mengandung mineral atau artefak, bisa berupa batu maupun tanah. Maka, matriks berkaitan dengan pengaturan atau pengorganisasian pengetahuan dengan konteks, sehingga mengemukakan keterikatan berbagai aspek dalam produksi dan penyebaran pengetahuan.

Berpijak pada lanskap tersebut, dapat diartikan bahwa matriks sebagai spektrum bisa diluaskan dan ditautkan pada ranah apapun; seperti matriks pengetahuan, matriks kekuasaan, matriks kebudayaan, matriks geologi, matriks arkeologi, dan seterusnya. Maka, matriks sebagai salah satu cara menyadari dan memetakan bahwa ada yang bekerja di belakang untuk kemudian mempengaruhi cara pandang kita atas dunia yang ditatap, menekankan pada aspek; a) apa yang membentuk diri kita atau dunia saat ini? b) mengapa

penting menyadari posisi kita di tengah hiruk-pikuk tersebut? c) bagaimana negosiasi yang dapat dilakukan atasnya?

Syahdan, tema “Matriks” pada edisi kali ini berusaha mendedah dan memetakan interseksi antar-domain yang mempengaruhi subjek, serta dipresentasikan dalam kerangka fotografis. JOFFIS 2024 mengajak seniman atau praktisi apapun untuk merefleksikan kembali secara kritis atas apa dan bagaimana dunia ini dibentuk dan bekerja; dan pada akhirnya bagaimana subjek memposisikan dirinya sendiri di tengah dunia yang serba- ini.

Karya atau proyek yang dipresentasikan di dalam Jogja Fotografis Festival

diharapkan memenuhi dua kriteria sebagai berikut:

— Menunjukkan praktik fotografis sebagai sebuah perspektif, baik di dalam pemilihan subjek dan praktik artistiknya; serta

—Membicarakan tema MATRIKS dalam keluasan makna dan pertautannya; matriks sebagai representasi visual dari hubungan-hubungan, struktur, tabel, organisasi data, peta, algoritma dan jejaring yang diterjemahkan ke dalam subjek karyanya, juga matriks di dalam aspek artistik dan produksi karya seni.

Foto: “Journey of Enjoying Solitude”, Fionny Mellisa, 2023