Rugun Sirait
Rugun Sirait adalah peneliti lepas dan juru program publik – pada tahun 2023 menyelesaikan program master Antropologi Digital di University College London. Selama tujuh edisi festival, ia berkontribusi pada program kompetisi Festival Film Dokumenter (2017-2023). Memulai perjalanan kebudayaanya di Yogyakarta sebagai mahasiswa antropologi di Universitas Gadjah Mada, ia sekarang lebih banyak bermukim di Jakarta. Baru-baru ini ia mengeksplorasi peran sebagai produser film dokumenter dan menjadi fellow dalam Seminar Flaherty ke-69. Rugun memiliki minat yang kuat pada berbagai bentuk media, seperti internet (dan budayanya), film dokumenter, fotografi, musik, dan suara. Ia sangat yakin bahwa media tidak dapat lepas dari konteksnya dan isu-isu yang melingkupinya. Selama setahun terakhir, jedag jedug (meme suara serba-cepat TikTok) menjadi proyek bergulirnya. Ia sekarang turut serta dalam program residensi Ruang MES 56 ‘Youth of Today’. Rugun bekerja dengan senang hati di antara etnografi digital, pemrograman film, dan apa saja yang singgah.
ENG
Rugun Sirait is a freelance researcher and a public program maker – in 2023 finished a full-time master’s in Digital Anthropology at University College London. She contributed to seven editions of Festival Film Dokumenter in the competition program (2017-2023). Beginning her cultural endeavors in Yogyakarta as an anthropology student at Universitas Gadjah Mada, she now resides mostly in her hometown Jakarta. She is recently exploring collaborative documentary film productions and was a fellow for the 69th Flaherty Seminar. Rugun has a strong interest in various forms of media, such as the internet (and its culture), documentary films, photography, music, and sound. She firmly believes that media cannot escape its context and the issues surrounding it. For the past year, jedag jedug (the high-speed sound meme of Indonesian TikTok) has been her revolving project. She is now taking part in Ruang MES 56’s ‘Youth of Today’ residency programme. Rugun is happily working in between digital ethnography, film programming, and what not.