Tema Kuratorial/Curatorial Theme
Pasca edisi pertama Jogja Fotografis Festival dengan tema “Bingkai / Frame” digelar, tahun 2024 ini JOFFIS memasuki fase kedua dalam rangkaian 3 tema pembuka festival yaitu “Matriks”.
Secara umum, dalam fotografi, lema matriks mengacu pada cara membingkai objek dengan pendekatan tertentu-menggunakan bantuan garis pembagi baris dan kolom, aspek internal kamera (segitiga eksposur), dan eksternal kamera (posisi kamera di hadapan subjek/objek). Penggunaan matriks ini membantu pengambil gambar untuk bereksperimen dan mencari titik penting dalam pembingkaian subjek/objeknya. Daripadanya, matriks justru tidak sedang memberi batas melalui pengaturan-pengaturan, melainkan menawar kesadaran subjek dalam melihat dunia yang ditatapnya.
Pengertian di atas berkait-kelindan dengan domain sosial, di mana lema matriks sosial memberikan penekanan pada pemetaan atas segala interseksi yang terjadi di belakang panggung; bahwa sosialisasi (nilai, norma, kepercayaan, dan sebagainya) yang diterima individu sepanjang hidupnya akan mempengaruhi bagaimana ia berlaku dan bertindak di lingkungannya. Misalnya, bagaimana pandangan kita atas proyeksi peta dunia ketika mengetahui bahwa proses penyusunannya oleh Gerardus Mercator lekat dengan dominasi kolonial, di mana digambarkannya belahan bumi Utara lebih besar daripada Selatan? Bagaimana matriks atas kekuasaan kolonial bekerja di lanskap tersebut? Atau, contoh lainnya yang lebih dekat dengan keseharian kita: media sosial. Bagaimana menentukan kebenaran objektif dalam sirkulasi informasi serba cepat ketika dibarengi algoritma yang bekerja atas pola konsumsi di internet yang berpotensi menuntun pada jebakan kebenaran subjektif?
Di sisi lain, matriks memiliki peran penting dalam mendefinisikan konteks dari data, misalnya pada geologi dan arkeologi. Istilah matriks digunakan sebagai ‘rumah’ atau ‘gumpalan’ yang mengandung mineral atau artefak, bisa berupa batu maupun tanah. Maka, matriks berkaitan dengan pengaturan atau pengorganisasian pengetahuan dengan konteks, sehingga mengemukakan keterikatan berbagai aspek dalam produksi dan penyebaran pengetahuan.
Berpijak pada lanskap tersebut, dapat diartikan bahwa matriks sebagai spektrum bisa diluaskan dan ditautkan pada ranah apapun; seperti matriks pengetahuan, matriks kekuasaan, matriks kebudayaan, matriks geologi, matriks arkeologi, dan seterusnya. Maka, matriks sebagai salah satu cara menyadari dan memetakan bahwa ada yang bekerja di belakang untuk kemudian mempengaruhi cara pandang kita atas dunia yang ditatap, menekankan pada aspek; a) apa yang membentuk diri kita atau dunia saat ini? b) mengapa penting menyadari posisi kita di tengah hiruk-pikuk tersebut? c) bagaimana negosiasi yang dapat dilakukan atasnya?
Syahdan, tema “Matriks” pada edisi kali ini berusaha mendedah dan memetakan interseksi antar-domain yang mempengaruhi subjek, serta dipresentasikan dalam kerangka fotografis. JOFFIS 2024 mengajak seniman atau praktisi apapun untuk merefleksikan kembali secara kritis atas apa dan bagaimana dunia ini dibentuk dan bekerja; dan pada akhirnya bagaimana subjek memposisikan dirinya sendiri di tengah dunia yang serba- ini.
After the first edition of Jogja Fotografis Festival with the theme “Frame” was held, in 2024 JOFFIS entered the second phase in the series of themes of 3 initial editions of the festival, namely “Matrix”.
Generally, in photography, the lemma matrix refers to a way of framing an object with a certain approach using the help of row and column dividing lines, internal aspects of the camera (exposure triangle), and external aspects of the camera (camera position in front of the subject/object). Using this matrix helps the photographer experiment and look for important points in framing the subject/object. Therefore, the matrix is not imposing boundaries through arrangements, but rather bidding for the subject’s awareness of the world he/she is looking at.
The above definition is intertwined with the social domain, where the social matrix lemma emphasizes the mapping of all intersections that occur in the background; that the socialization (values, norms, beliefs, and so on) that individuals receive throughout their lives will affect how they behave and act in their environment. For example, how do we view the projection of the world map when we know that the process of its compilation by Gerardus Mercator was closely related to colonial domination, in which the Northern hemisphere was depicted as larger than the South? How does the matrix of colonial power work in this landscape? Or, another example that is closer to our daily lives: social media. How do we determine objective truth in the fast-paced circulation of information when algorithms using consumption patterns on the internet lead us to the trap of subjective truth?
On the other hand, matrices have an important role in defining the context of data, for example in geology and archaeology. The term matrix is used to refer to a ‘house’ or ‘lump’ that contains minerals or artifacts, either rocks or soil. The matrix, then, is related to the arrangement or organization of knowledge with context, thus suggesting the entanglement of various aspects in the production and dissemination of knowledge.
Based on this landscape, it can be interpreted that the matrix as a spectrum can be expanded and linked to any domain; such as the knowledge matrix, power matrix, cultural matrix, geological matrix, archaeological matrix, and so on. So, the matrix as a way of realizing and mapping that something is working behind us to then influence our perspective on the world we are looking at, emphasizes the aspects of, a) what shapes ourselves or the world today? b) why is it important to be aware of our position amid the cacophony? c) how can negotiations be carried out over it?
Meanwhile, the theme “Matrix” in this edition seeks to dissect and map the intersections between domains that affect the subject and is presented in a photographic framework. JOFFIS 2024 invites any artist or practitioner to critically reflect on what and how this world is shaped and works; ultimately how the subject positions itself in the midst of this world where everything is.
Artwork: "Fragment 6" (detail), Tomohiro Hanada, 2022